Monday, November 20, 2017

Audit Sistem Informasi



Definisi Audit
Berikut ini beberapa pendapat para pakar mengenai definisi auditing yang berkembang saat ini :

Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.

Menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing Concepts (Auditing: Theory And Practice, edisi 9, 2001:1-2) audit merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.
Tujuan Audit
Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :
1.     Kelengkapan (Completeness). Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
2.     Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
3.     Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
4.     Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
5.     Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
6.     Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.
7.     Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.
8.     Pengungkapan (Disclosure). Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.

Jenis-jenis Auditor

Setelah diatas telah dijelaskan jenis-jenis audit, maka sekarang kita akan membahas jenis-jenis auditor, terdapat tiga jenis auditor, yaitu :
jenis auditor yang pertama adalah:

1.     Auditor Internal
Auditor internal perusahaan atau organisasi), mereka dipekerjakan oleh sebuah entitas.

2.     Auditor Independen
Auditor independen adalah auditor yang bekerja kepada kantor-kantor akuntan publik. Sesuai dengan namanya, auditor independen harus bersikap independen, tidak boleh dipengaruhi oleh pihak-pihak dari klien.

3.     Auditor Pemerintah.
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk pemerintah, mereka melaksanakan tugas-tugas auditnya untuk membantu lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi pemerintah dalam kegiatan operasinya dan kegiatan lain yang diperlukan

Pengertian Audit Sistem Informasi
Pengertian Audit Sistem Informasi (Informatin System Audit) atau EDP Audit (Electronic Data Processing Audit) atau computer audit  adalah proses pengumpulan data dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian internal yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik atau disalahgunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer (Ron Weber 1999:10).
Jenis-jenis Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis audit sebagai berikut.
a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Adalah audit yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan (apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan serta tidak menyalahi uji materialitas). Apabila sistem akuntansi organisasi yang diaudit merupakan sistem akuntansi berbasis komputer, maka dilakukan audit terhadap sistem informasi akuntansi apakah proses/mekanisme sistem dan program komputer telah sesuai, pengendalian umum sistem memadai dan data telah substantif.
b. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit terhadap aplikasi komputer terbagi menjadi tiga jenis, antara lain:
1.     Post implementation Audit (Audit setelah implementasi)

Auditor memeriksa apakah sistem-sistem aplikasi komputer yang telah diimplementasikan pada suatu organisasi/perusahaan telah sesuai dengan kebutuhan penggunanya (efektif) dan telah dijalankan dengan sumber daya optimal (efisien). Auditor mengevaluasi apakah sistem aplikasi tertentu dapat terus dilanjutkan karena sudah berjalan baik dan sesuai dengan kebutuhan usernya atau perlu dimodifikasi dan bahkan perlu dihentikan.
Pelaksanaan audit ini dilakukan oleh auditor dengan menerapkan pengalamannya dalam pengembangan sistem aplikasi, sehingga auditor dapat mengevaluasi apakah sistem yang sudah diimplementasikan perlu dimutakhirkan atau diperbaiki atau bahkan dihentikan apabila sudah tidak sesuai kebutuhan atau mengandung kesalahan.
2.     Concurrent audit (audit secara bersama)

Auditor menjadi anggota dalam tim pengembangan sistem (system development team). Mereka membantu tim untuk meningkatkan kualitas pengembangan sistem yang dibangun oleh para sistem analis, designer dan programmer dan akan diimplementasikan. Dalam hal ini auditor mewakili pimpinan proyek dan manajemen sebagai quality assurance.
3.     Concurrent Audits (audit secara bersama-sama)

Auditor mengevaluasi kinerja unit fngsional atau fungsi sistem informasi (pusat/instalasi komputer) apakah telah dikelola dengan baik, apakah kontrol dalam pengembangan sistem secara keseluruhan sudah dilakukan dengan baik, apakah sistem komputer telah dikelola dan dioperasikan dengan baik.
Dalam mengaudit sistem komputerisasi yang ada, audit ini dilakukan dengan mengevaluasi pengendalian umum dari sistem-sistem komputerisasi yang sudah diimplementasikan pada perusahaan tersebut secara keseluruhan.
Saat melakuan pengujian-pengujian digunakan bukti untuk menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi kepada manajemen tentang hal-hal yang berhubungan dengan efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya sistem.
Tujuan Audit Sistem Informasi
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999:11-13) secara garis besar terbagi menjadi empat tahap, yaitu:
a.     Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
b.    Menjaga integritas data
Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem inforamasi. Data memeiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, keberanaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpalihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memilki hasil atau laporan yang beanr bahkan perusahaan dapat menderita kerugian
c.      Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan melikiki peranan pentigndalam proses pemgambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user
d.    Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memilki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
e.      Ekonomis
Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi (cost/benefit) yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter (uang). Efisiensi berarti sumber daya minimum untuk mencapai hasil maksimal. Sedangkan ekonomis lebih bersifat pertimbangan ekonomi.






Tahapan Audit Sistem Informasi

a.     Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope), objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi dengan managen pada organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi, sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengolahan investigasi.

Perencanaan meliputi beberapa aktivitas utama, yaitu:
  • Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit
  • Pengorganisasian tim audit
  • Pemahaman mengenai operasi bisnis klien
  • Kaji ulang hasil audit sebelumnya
  • Penyiapan program audit

b.    Pemeriksaan Lapangan (Field Work)
Tahap ini yang akan dilakukan adalah pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapan berbagai metode pengumpulan data yaitu: wawancara, quesioner ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.
c.      Pelaporan (Reporting)
Audit Sistem Informasi - Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level. Pada tahap ini yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit. Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan rekapitulasi hasil penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity level yang mencerminkan kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja standard atau ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kesenjangan (gap) serta mengetahui apa yang menyebabkan adanya gap tersebut.
d.    Tindak Lanjut (Follow Up)
Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang diteliti, untuk selanjutnya wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Pengumpulan Data

1.     Observasi

Observasi atau pengamatan melibatkan semua indera penglihatan, penciuman,
pendengaran,pembau dan perasa. Observasi itu digunakan untuk mengumpulkan informasi yang didapat baik dari buku maupun pengalaman.
jadi,observasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mencatat kejadian atau peristiwa dengan menyaksikannya.

Menurut (Djumhur dan Moh. Surya) selain memiliki kelebihan, observasi juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu:

1. Banyak data pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia

2. Memungkinkan terjadi ketidak-wajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi

3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol

4. Subjektifitas observer sukar dihindarkan
Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam observasi yaitu :

A. Data-data yang belum terungkap bisa kita resume guna menambah kelengkapan data yang akan kita gunakan. Setelah data-data yang teresume tersebut sudah selesai kita bisa meminta bantuan misalnya dari keluarga, teman-temannya, sahabat dekatnya.

B. Sebagai seorang peneliti harus benar-benar bisa menjaga kerahasiaan dirinya, ini dimungkinkan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya jika identitas observer terbongkar maka pihak yang diteliti merasa tidak nyaman dan akan menghindar dari penelitian yang dilakukan observer yang nantinya akan menghambat proses observasi.



Kelebihan dari observasi adalah sebagai berikut :
• Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan
• yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data
• yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.
• Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan
yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
• Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata
• letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
• Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan
• untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.


2.     Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden.
Teknik wawancara memakan waktu dan biaya yang sangat besar untuk sampel yang cukup besar dan tersebar. Wawancara berarti komunikasi antara pewawancara dan orang yang diwawancara, hal ini cenderung menimbulkan perbedaan interpretasi antara keduanya. Namun dengan wawancara dapat diperoleh informasi lebih lengkap.

Wawancara terbagi menjadi 2 :

a. Wawancara Terstruktur
b. Wawancara Tidak Terstruktur

Ada bermacam-macam jenis wawancara sesuai dengan tujuannya ataupun sifat-sifat yang lain yang ada dalam wawancara, seperti jumlah orang yang diwawancarai dan menurut peranan yang dimainkan.

Menurut Bimo Walgito (2005) jenis dan tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi :

1. The employment interview,
2. Informational interview,
3. Administrative interview,
4. Counseling interview,

konselor dapat dengan menggunakan (wawancara ketenagakerjaan) The employment interview karena hal ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran sampai mana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap kreteria yang diminta oleh suatu employment. Informational interview yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Interview yang dijalankan untuk keperluan administrasi atau biasa disebut dengan Administrative interview, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan di dalam tindakannya ( change in behavior ). Dalam konseling bisa juga menggunakan Counseling interview yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan konseling. Interview ini khas dipergunakan dalam proses konseling untuk membantu mencari solusi yang terbaik.



Description: C:\Users\User\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\viewer.png

Komponen dan faktor yang mempengaruhi suatu wawancara :

Menurut Bimo Walgito (2005) jumlah orang yang diinterview, wawancara dapat dibedakan menjadi :
1. Interview perorangan (individu),
2. Interview kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan secara kelompok.

Menurut Menurut Bimo Walgito (2005) peranan yang dimainkan, wawancara dapat dibedakan menjadi :
1. The non directive interview,
2. The focused interview,
3. The repeated interview,

Menurut Bimo Walgito ( 2005:82) Berdasarkan sifatnya, wawancara dibedakan menjadi :
1.     Wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang tersebut.
2.     Wawancara tidak langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain.
3.     Wawancara insidentil, yaitu wawancara yang dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlu.
4.     Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilakukan secara berencana pada waktu yang telah ditetapkan.
kelemahan dan kelebihan wawancara
Manurut (Djumhur dan Moh. Surya) Selain memiliki kelebihan, wawancara juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu:
1.     Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar
2.     Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai
3.     Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar
4.     Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer
5.     Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara
6.     Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara

Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam wawancara yaitu :

1.     Kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh keadaan lingkungan
yang kurang baik.
2.     Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien mengerti dan
faham.
3.     Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada.


3.     Kuesioner

Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas.

Metode kuesioner dan angket sering disebut dengan metode survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan data yang mengunakan kuesioner dan wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari responden yang disampel.

Kelebihan Survei :
1.     Data yang diperoleh autentik, obyektif dan jujur karena berasal dari sumber data
(responden) secara langsung
2.     Dapat diterapkan untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas
3.     Dalam hal tertentu, efisien dalam penggunaan waktu pengumpulan data

Kelemahan Survei :
1.     Ada informasi terselubung dari responden khususnya untuk informasi yang
berkaitan dengan sifat, motivasi atau perilaku responden
2.     Responden terkadang tidak menjawab apa adanya tetapi apa yang sebaiknya
3.     Responden terlalu dibatasi pada jawaban-jawaban tertentu
4.     Responden sering tidak mengembalikan kuesioner
5.     Sering muncul jawaban-jawaban yang tidak diinginkan dan
tidak sesuai dengan yang diinginkan

Unsur - unsur kuesioner terdiri dari :

a. Jenis Pertanyaan
b. Bentuk Pertanyaan
c. Isi Pertanyaan
d. Urutan Pertanyaan

Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

A. Kuesioner tertutup

Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya
memilih jawaban yang paling sesuai.

Dalam kuesioner ini jawaban sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tinggal memilih saja.

Bagaimanakah pendapat anda tentang harga barang di supermarket ini ?

a. Sangat mahal d. Murah
b. Mahal e. Sangat murah
c. Cukup


B. Kuesioner terbuka

Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.

C. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup

Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

D. Kuesioner semi terbuka

Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.

Berikut ini keuntungan dari kuesioner adalah :
Tidak memerlukan hadirnya si peneliti
Dapat dibagikan serentak
Dapat dijawab oleh rensponden sesuai dengan waktu yang ada
Dapat dibuat anomin
Kuesioner dapat dibuat standar



4. Teknik Sampling

Adalah teknik pengambilan sample yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat digambarkan sebagai berikut:


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidHzm-8i8siSbWS7mI_0U1oFzZLIaXe_lXcD4tBNFwgQRHZhTNgdV_zLVeRw6ubE5v7KDeQ8c99RkOosgHfkTe7jSxbVRDcoahyphenhyphenyyPMVMFP2DTy2jHz6tFLmgwc2OGCKupSG6XroXjqg/s320/teknik+sampling.jpg



Daftar Pustaka

No comments:

Post a Comment